News  

“Revolusi Energi: Bukti Terkini Tepis Kekhawatiran Batu Bara sebagai Ancaman”

Energi Hijau Melesat, Hadang Bayang-bayang Batu Bara

Harga Batu Bara Naik Didukung Permintaan Listrik Amerika Serikat

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara global mengalami penguatan pada perdagangan kemarin menyusul penggunaan batu bara yang masif sebagai sumber energi listrik di Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan Selasa (21/5/2024), batu bara dunia untuk kontrak Juni 2024 ditutup pada harga US$140,05 per ton, naik tipis 0,05% dari posisi sebelumnya.

Meskipun pembangkit listrik tenaga batu bara di AS terus mengalami penurunan, batu bara masih mendominasi bauran listrik dengan kontribusi di atas 15%, melampaui sumber energi terbarukan lainnya. Batu bara menguasai sekitar 16% pembangkit listrik, jauh lebih besar dibandingkan pembangkit listrik tenaga angin (11%), tenaga air (6%), dan tenaga surya (4%).

Kendati demikian, konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik memang menunjukkan tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh lonjakan energi terbarukan dan peningkatan penggunaan bahan bakar gas karena peningkatan produksi dan penurunan harganya.

Meskipun mengalami penurunan, batu bara tetap memainkan peran penting dalam menyediakan listrik beban dasar yang andal. Kontribusinya terhadap sistem ketenagalistrikan AS tetap signifikan.

Pemerintahan Biden menargetkan jaringan listrik AS bebas emisi pada tahun 2035. Namun, hal ini akan menjadi tantangan mengingat bahan bakar fosil, terutama gas alam dan batu bara, masih menyumbang 60% dari total pembangkit listrik di AS. Tahun lalu, gas menyumbang 43% dan batu bara sebesar 16%.

Konsumsi batu bara biasanya menurun pada musim semi dan musim gugur saat permintaan untuk pemanas dan pendingin rendah. Namun, pembangkit listrik tenaga batu bara dapat meningkat pada musim panas, terutama saat terjadi gelombang panas di wilayah di mana tenaga angin tidak dapat menyediakan pasokan listrik tambahan.

Menurut data Badan Informasi Energi AS (EIA), penghentian kapasitas batu bara akan melambat pada tahun 2024. Para operator berencana menghentikan 5,2 gigawatt (GW) kapasitas pembangkit listrik AS pada tahun ini, dengan batu bara dan gas alam menyumbang 91% dari rencana tersebut.

Armada batu bara AS telah kehilangan 22,3 GW kapasitas dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2024, hanya 2,3 GW yang dijadwalkan untuk dihentikan, atau 1,3% dari kapasitas batu bara yang beroperasi pada akhir tahun 2023.

Penghentian kapasitas batu bara akan kembali meningkat pada tahun 2025, dengan perkiraan sebesar 10,9 GW.

Leave a Reply