Daerah  

Misteri Baret Ungu Marinir: Legenda Jawa dan Pesona Bahari Kidul

Baret Ungu di Laut Kidul: Mitos yang Terpatri dalam Arus Laut

Warna Baret Ungu Marinir: Mitos Jawa dan Peran Historis

Arti dan makna baret ungu yang dikenakan oleh Korps Marinir Angkatan Laut Indonesia telah lama dikaitkan dengan mitos dan legenda Jawa. Menurut mitologi Jawa, warna ungu adalah warna selendang Nyi Roro Kidul, penguasa samudera Indonesia. Keyakinan ini melahirkan anggapan bahwa warna ungu pada baret Marinir memiliki kekuatan protektif dan mendatangkan perlindungan bagi negara.

Korps Marinir, sebagai pasukan elit Angkatan Laut, telah ada sejak 15 November 1945. Sejak awal pembentukannya, mereka telah mengemban tugas melindungi rakyat dan menjaga keamanan nasional. Warna ungu pada baret Marinir pertama kali digunakan pada tahun 1958 sebagai pita pengaman pada kode yang dikenakan saat Operasi 17 Agustus.

Selama operasi tersebut, pasukan Marinir berperan aktif dalam menumpas pemberontakan PRRI di Sumatra Barat. Atas kontribusi mereka, pada tahun 1961, Korps Marinir secara resmi menetapkan warna ungu sebagai warna baret mereka. Hal ini ditetapkan saat Batalyon I Korps Marinir terlibat dalam Operasi Alugoro di Aceh.

Pengalaman panjang perjuangan kemerdekaan Indonesia telah membentuk etos Marinir sebagai pejuang prajurit dan prajurit pejuang. Keyakinan ini mengakar pada dinamika revolusi, di mana mereka berjuang bersama rakyat membela tanah air. Oleh karena itu, Marinir menjadi bagian integral dari Tentara Pejuang, Tentara Rakyat, dan Tentara Nasional Indonesia.

Selain peran pertahanan keamanan, Korps Marinir juga memiliki fungsi sosial. Mereka terlibat aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat, memberikan dukungan dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai pasukan yang memiliki sejarah panjang dan nilai-nilai luhur, baret ungu Marinir menjadi simbol kebanggaan dan identitas mereka yang tak terpisahkan.

Leave a Reply