Jejak Gemilang Puan Maharani: Menorehkan Prestasi di Panggung Legislatif

Jejak Emas Puan Maharani: Kibaran Bendera Legislasi yang Bercahaya

Sepak Terjang Politik Puan Maharani, Putri Megawati yang Berpotensi Jadi Ketua Umum PDIP

Dalam acara Rakernas V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Ancol, Jakarta Pusat, Jumat (2024), Ketua Umum Megawati Soekarnoputri melontarkan gurauan yang mengarah pada potensi penggantian kepemimpinannya. Megawati mengusulkan putrinya, Puan Maharani, untuk mengambil alih posisinya sebagai Ketua Umum PDIP.

Godaan ini dilontarkan Megawati di hadapan sekitar 5000 kader yang hadir. Megawati berujar, “Gantian lah sama saya. Saya deh yang jadi ketua DPR, kamu yang jadi ketua umum.” Pernyataan tersebut disambut sorak sorai meriah.

Puan Maharani, cucu Presiden Soekarno yang pertama, memiliki perjalanan politik yang cukup mentereng. Ia menjadi perempuan pertama yang memimpin DPR RI, setelah berhasil “memecahkan telur” tradisi lembaga tinggi yang selama 74 tahun dipimpin oleh laki-laki.

Perjalanan politik Puan dimulai pada tahun 2006, ketika ia bergabung dengan PDIP. Setahun kemudian, ia ditunjuk sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat. Pada tahun 2009, Puan mengikuti pemilihan umum anggota dewan dan berhasil meraih suara terbanyak kedua di tingkat nasional, yaitu 242.504 suara.

Tahun 2012, Puan dipercaya menjadi Ketua Fraksi PDIP di DPR menggantikan Tjahjo Kumolo. Ia juga ditunjuk sebagai Ketua Pemenangan Ganjar Pranowo dalam pemilihan Gubernur Jawa Tengah pada 2013. Pada periode 2009-2014, Puan menjabat sebagai anggota Komisi VI DPR RI dan Badan Kerja Sama Antarparlemen (BKSAP).

Pada tahun 2014, perolehan suara Puan semakin menanjak menjadi 369.927 suara saat mengikuti pemilu legislatif. Namun, ia mengundurkan diri karena dipercaya sebagai Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan di kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Pada Pemilu 2019, Puan kembali mencalonkan sebagai anggota legislatif dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah V dan berhasil meraih suara tertinggi sebanyak 404.034 suara. Kemenangan ini mengantarkan Puan terpilih sebagai Ketua DPR RI untuk masa bakti 2019-2024, sehingga menjadi perempuan pertama yang memimpin lembaga tinggi tersebut.

Sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, posisi Ketua DPR diberikan kepada partai pemenang pemilu. Posisi wakil ketua DPR kemudian diisi oleh perwakilan partai dengan perolehan suara terbanyak berikutnya.

Saat dilantik sebagai Ketua DPR, Puan menekankan pentingnya kualitas dalam legislasi. Ia ingin DPR menghasilkan undang-undang yang benar-benar dibutuhkan, meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak. Puan juga meyakini lima pimpinan DPR RI 2019-2024 dapat bekerja sama secara baik untuk membawa lembaga tersebut menjadi lebih baik.

Leave a Reply