Jejak Tujuh Mata Air Hulu Citarum yang Terlahir di Situ Cisanti

Mata Air Tersembunyi di Balik Legenda Situ Cisanti: Harmoni Tujuh Sumber Kehidupan

Situ Cisanti, Hulu Sungai Citarum dengan Tujuh Mata Air

Situ Cisanti, yang terletak di Kaki Gunung Wayang, merupakan hulu atau Titik 0 Kilometer Sungai Citarum. Danau yang berjarak sekitar 60 kilometer dari Kota Bandung ini menawarkan pemandangan indah dan memiliki tujuh mata air yang menjadi sumber aliran sungai.

Mata Air dengan Makna Khusus

Setiap mata air di Situ Cisanti memiliki nama yang unik:

* Citarum: Mengandung arti pentingnya menjaga air untuk kelangsungan hidup.
* Cikahuripan: Menekankan niat baik dan hidup yang lurus.
* Cikoleberes: Menimbulkan pesan untuk tidak mengejar duniawi semata.
* Cihaniwung: Memberikan makna kedamaian.
* Cisadane: Menekankan pentingnya hati yang tulus.

Mata Air Cikahuripan untuk Ritual

Di antara mata air tersebut, terdapat Cikahuripan yang juga dikenal sebagai Pangsiraman. Mata air ini memiliki pagar besi dan pendopo kecil untuk ritual ziarah. Pengunjung dapat meminta air dari kolam mata air dan melakukan siraman pada waktu-waktu tertentu, seperti malam bulan purnama.

Konservasi Air dan Ikan

Situ Cisanti juga dihuni oleh berbagai jenis ikan, seperti nila dan gabus, yang dilepaskan untuk mengendalikan pertumbuhan eceng gondok dan ganggang. Ikan-ikan ini dilarang ditangkap untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Akses ke Situ Cisanti

Untuk mencapai Situ Cisanti, terdapat dua rute yang bisa ditempuh:

* Melalui Pangalengan sambil menyusuri perkebunan teh Malabar.
* Dari Bandung melewati Ciparay, Pacet, Cibeureum, hingga Kertasari.

Perjalanan memakan waktu sekitar 2-3 jam menggunakan kendaraan roda dua atau empat.

Selain keindahan alamnya, Situ Cisanti juga memiliki nilai spiritual dan sejarah yang menjadikannya destinasi wisata yang menarik di Jawa Barat. Pengunjung dapat menikmati keindahan mata air, melakukan ritual, dan belajar tentang pentingnya konservasi air dan lingkungan.

Leave a Reply