Jamu: Obat Alami Berbasis Bukti dari Warisan Budaya Indonesia
Jamu, sebagai warisan budaya tak benda UNESCO, terus menunjukkan peranan pentingnya sebagai obat berbasis bahan alam yang bermanfaat bagi kesehatan. Bukti empiris, yang berasal dari naskah kuno, farmakope, monografi, dan referensi ilmiah lainnya, menjadi dasar untuk klaim manfaat jamu.
Mohamad Kashuri, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen Kesehatan, menekankan bahwa bukti empiris dapat mendukung pembuktian klaim pada obat herbal terstandar dan fitofarmaka, selain data praklinik dan klinik. Pemahaman tentang jejak empiris ini diharapkan mendorong dokumentasi tumbuhan obat untuk menemukan obat bahan alam baru yang bermanfaat.
Pada Hari Jamu Nasional ke-16 pada 27 Mei 2024, Badan POM menegaskan peran jamu sebagai bagian dari kesehatan masyarakat. Melalui tema “Sehatkan Negeri Bersama Jamu,” berbagai kegiatan diadakan, termasuk diskusi kelompok terfokus, diskusi panel, webinar, dan temu bisnis yang membahas sisi hilir pengembangan obat bahan alam.
FGD “Jejak Empiris Obat Bahan Alam Menuju Produk Bermutu” difokuskan pada pengembangan obat bahan alam dari sisi hulu, dengan mempertimbangkan sumber bahan baku tanaman obat. Hal ini bertujuan untuk menelusuri, mencatat, dan mendokumentasikan data empiris tanaman obat dan pengobatan tradisional.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan, Budiono Subambang, mengapresiasi upaya Badan POM dalam melestarikan dan mengembangkan budaya jamu Indonesia melalui Pekan Jamu. Ia berharap kegiatan ini menjadi momentum untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya data empiris dalam pengembangan obat bahan alam.
FGD ini juga membahas konsep pembuktian empiris sebagai jaminan keamanan dan khasiat jamu, pemanfaatan data Ristoja (Risalah Obat Tradisional) dalam pembuktian empiris, dan pentingnya dokumentasi kekayaan kearifan lokal. Selain itu, Badan POM memaparkan perannya dalam mendampingi obat bahan alam daerah menjadi produk bermutu.
Budiono Subambang menyampaikan bahwa pemahaman tentang data empiris obat bahan alam dapat mendorong semua pihak untuk memulai pengumpulan data empiris, sehingga mendukung perkembangan obat bahan alam menuju produk bermutu.