Hindari Denda Mahal Saat Berkunjung ke Eropa, Waspadai Hukum Barang Palsu
Menikmati liburan di Eropa memang mengasyikkan, namun wisatawan perlu mewaspadai risiko denda besar jika kedapatan membawa barang fashion merek terkenal palsu. Analisis dari freebets.ie mengungkapkan ketentuan hukum yang diberlakukan oleh beberapa negara Eropa untuk memerangi peredaran barang palsu.
Italia
Italia tegas melarang pembelian, penjualan, dan kepemilikan barang palsu melalui “Legge Finanziaria”. Pelanggar dapat dikenakan denda hingga 10.000 poundsterling atau sekitar Rp207 juta. Pihak berwenang Italia sangat waspada di lokasi-lokasi wisata dan kota-kota besar.
Prancis
Berdasarkan French Intellectual Property Code, Perancis melarang impor, penjualan, dan kepemilikan barang palsu. Denda yang dikenakan bisa mencapai 6.000 poundsterling atau Rp124 juta. Petugas bea cukai Perancis getol memeriksa bagasi di bandara dan perbatasan.
Jerman
Jerman menerapkan German Trademark Act untuk mencegah pemalsuan. Mendistribusikan, menjual, dan memiliki barang bermerek palsu dilarang. Pelanggar dapat dihukum hingga 4.000 poundsterling atau sekitar Rp83 juta. Otoritas Jerman melakukan inspeksi acak, terutama di pusat-pusat transportasi.
Spanyol
Spanyol melarang barang desainer palsu berdasarkan KUHP. Menjual dan memiliki barang palsu, khususnya di daerah wisata, adalah tindakan ilegal. Denda yang dijatuhkan bisa mencapai 2.500 poundsterling atau Rp52 juta. Polisi dan petugas bea cukai Spanyol sering berpatroli di pasar dan kawasan perbelanjaan.
Swiss
Swiss Federal Act on the Protection of TradeMarks and Indications of Source mengatur pelarangan barang palsu, termasuk impor dan kepemilikan. Pelanggar yang kedapatan membawa barang palsu bisa didenda hingga 2.000 poundsterling atau Rp41 juta. Petugas bea cukai Swiss melakukan pemeriksaan ketat di perbatasan dan bandara.
Alex Hemming, Analis Olahraga dari freebets.ie, mengimbau wisatawan untuk menghindari denda besar saat bepergian ke Eropa dengan mengikuti hukum setempat. “Penting untuk membeli barang asli, menyimpan kuitansi, dan mematuhi peraturan untuk menghindari masalah,” tandasnya.
