Wanita Idap Sindrom Auto-Pembuatan Bir, Ususnya Produksi Alkohol Sendiri
Jakarta – Seorang wanita berusia 50 tahun di Kanada tengah berjuang melawan sindrom auto-pembuatan bir yang langka, di mana ususnya secara tidak normal memproduksi alkohol. Kondisi ini menyebabkan gejala seperti mabuk, ucapan cadel, dan kelelahan ekstrem.
Selama dua tahun, penyakitnya tersebut kerap membawanya ke unit gawat darurat (UGD). Ia menerima pengobatan antibiotik untuk infeksi saluran kemih dan penghambat pompa proton untuk mengurangi asam lambung.
“Dia berkonsultasi dengan dokter keluarganya dan mengunjungi UGD tujuh kali dalam dua tahun,” ungkap Dr. Rahel Zewude, spesialis penyakit menular di Universitas Toronto, dikutip dari CNN pada Rabu (5/6/2024).
Anehnya, wanita itu menunjukkan kadar alkohol dalam darah yang tinggi sekitar 30-62 milimol per liter, jauh di atas batas normal 2 milimol per liter. Hal ini terjadi meskipun ia tidak meminum alkohol sama sekali.
“Kadar alkohol sek tinggi itu mengancam nyawa, bahkan fatal,” ujar Presiden asosiasi advokasi Auto-Brewery Syndrome Information and Research, Barbara Cordell.
Sindrom auto-pembuatan bir masih menjadi misteri medis karena penderita sering kali memiliki kadar alkohol sangat tinggi namun masih bisa beraktivitas normal. Meski mempertanyakan kebiasaan minumnya, dokter di UGD tidak menemukan tanda-tanda kecanduan alkohol pada wanita tersebut.
Dr. Zewude dan rekan-rekannya akhirnya mendiagnosis sindrom auto-pembuatan bir setelah mengesampingkan penyebab lain. Wanita itu menjalani diet bebas gluten dan karbohidrat, yang tampaknya mampu mengurangi gejala dan kadar alkohol dalam tubuhnya.
Setelah diagnosis, pasien itu dirujuk ke Dr. Justin McCarthy, ahli gastroenterologi di Cumming School of Medicine di Universitas Calgary. Dr. McCarthy melakukan tes genetik dan menemukan bahwa wanita tersebut memiliki mutasi gen GPD2, yang terlibat dalam metabolisme ragi.
Mutasi tersebut menyebabkan ragi di ususnya menghasilkan alkohol secara berlebihan. Ini menjelaskan mengapa ia mengalami gejala mabuk meskipun tidak mengonsumsi alkohol.
Sindrom auto-pembuatan bir merupakan kondisi langka yang sulit didiagnosis. Gejalanya dapat bervariasi dan sering kali menyerupai kondisi medis lain, seperti kecanduan alkohol atau penyakit hati.
Dokter menyarankan agar pasien dengan gejala yang mencurigakan seperti mabuk tanpa minum alkohol, melakukan pemeriksaan medis menyeluruh untuk menyingkirkan kemungkinan sindrom auto-pembuatan bir.