Enam Wasit Indonesia Siap Bertugas di Olimpiade Paris 2024
Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) mengumumkan bahwa enam International Technical Officials (ITO) asal Indonesia akan bertugas sebagai wasit atau juri dalam Olimpiade 2024 Paris.
Keenam ITO tersebut mewakili enam cabang olahraga (cabor), yaitu:
* K.S. Henry Indrayani Oka (menembak)
* Sonny Kasiran (angkat besi)
* Qomarul Lailiah (bulu tangkis)
* Pranarta Arumbowo (loncat indah)
* Herta Sekar Pandansari (tenis)
* Boy Pohan (tinju)
Ketua Umum NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari mengungkapkan, “Indonesia akan mengirimkan enam wasit juri dari enam cabang olahraga berbeda. Tidak hanya atlet yang lolos, tapi mereka juga akan menjadi duta Indonesia di multievent olahraga paling bergengsi di dunia.”
Keikutsertaan ITO Indonesia di Olimpiade merupakan kesinambungan dari upaya sebelumnya. Pada Olimpiade Tokyo 2020, Indonesia mengirimkan delapan perwakilan yang menjadi wasit juri di enam cabor.
“Kehadiran ITO Indonesia di Olimpiade mendorong cabor-cabor untuk fokus pada pengembangan wasit agar dapat mewakili Indonesia di edisi-edisi selanjutnya,” ujar Okto.
NOC Indonesia mengapresiasi para ketua umum dan pengurus cabor yang berhasil meloloskan wasit juri ke Olimpiade. “Ini bukan pencapaian yang mudah dan butuh perjuangan keras,” tambah Okto.
Ia juga meminta para wasit juri yang pernah tampil di Olimpiade untuk membentuk wadah aspirasi dan memotivasi rekan-rekan mereka untuk mewakili Indonesia di ajang internasional.
Menurut Henry Oka, salah satu ITO yang akan bertugas di Paris 2024, wasit juri merupakan pilar penting olahraga di Tanah Air dan berharap diakui sebagai bagian dari kontingen Indonesia.
“Kami sebagai wasit juri ingin berkontribusi sebagai duta Indonesia di Olimpiade dan mengambil peran dalam diplomasi olahraga,” katanya.
Sonny Kasiran, ITO lainnya, menekankan perlunya perubahan sistem perekrutan untuk mendapatkan wasit juri internasional yang berkualitas dan berintegritas.
“Kemampuan bahasa Inggris, penguasaan regulasi, dan integritas sangat diperlukan. Kita harus mampu mempraktikkan regulasi sesuai dengan nilai-nilai Olimpiade,” kata Sonny.