Jamblang: Kota Tua Cirebon dengan Warisan Religi dan Budaya
Jamblang, salah satu kota tertua di Cirebon, tengah didorong untuk menjadi kawasan wisata kota tua. Area ini menyimpan dua rumah ibadah bersejarah berusia berabad-abad yang menarik minat wisatawan: Masjid Kebagusan dan Klenteng Jamblang.
Menurut pegiat budaya Cirebon, Raden Chaidir Susilaningrat, Klenteng Jamblang diperkirakan berusia sama dengan Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Keraton Kasepuhan, yang dibangun pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati di abad ke-15. Legenda menyebutkan bahwa saat para wali mendirikan Masjid Agung Sang Cipta Rasa, mereka mengambil kayu jati dari daerah barat, yang kini menjadi Palimanan. Dalam perjalanan, mereka melewati Jamblang dan mengizinkan penduduk setempat yang sedang mendirikan klenteng untuk mengambil kayu jati tersebut.
“Inilah yang membuat terdapat kesamaan kayu jati antara Masjid Agung Sang Cipta Rasa dan Klenteng Jamblang,” jelas Chaidir.
Selain itu, Klenteng Jamblang memiliki seperangkat gamelan yang masih dipertahankan hingga kini, meski sudah tidak lengkap. Konon, gamelan tersebut dibunyikan saat Sunan Gunung Jati berkunjung ke klenteng yang baru selesai dibangun.
“Terlepas dari kebenaran dan akurasi cerita tersebut, saya rasa hal ini menginspirasi toleransi antar agama yang telah dicontohkan oleh pemimpin Cirebon di masa lalu,” ujar Chaidir.
Rumah Kuno Tionghoa dan Sentra Kerajinan
Selain tempat ibadah kuno, Jamblang juga memiliki rumah-rumah kuno Tionghoa. Salah satu rumah tersebut telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
“Di Jamblang juga terdapat sentra pembuatan gerabah. Tepatnya di Desa Sitiwinangun,” tambah Chaidir. Masyarakat setempat telah memproduksi gerabah secara turun-temurun di desa tersebut.
Konsep Wisata Kota Tua
Konsep wisata kota tua Jamblang telah dirintis oleh Pj Bupati Cirebon, Dicky Saromi, pada tahun 2019. Konsep ini mencakup paket wisata sehari penuh di Jamblang, meliputi kunjungan ke Masjid Kebagusan dan Klenteng Talang, pertunjukan tradisional, pembuatan gerabah, dan wisata kuliner nasi Jamblang.
“Untuk berpindah-pindah antartempat wisata di Jamblang, wisatawan dapat menggunakan becak karena jaraknya yang berdekatan,” jelas Chaidir.
Dengan kekayaan warisan religi dan budaya yang dimilikinya, Jamblang berpotensi menjadi destinasi wisata kota tua yang menarik dan memberikan wawasan sejarah dan toleransi yang mendalam bagi para pengunjung.