Jembatan Suramadu: Katalisator Pembangunan Madura
Jembatan Suramadu, yang membentang di atas Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (Surabaya) dan Madura (Bangkalan) dan telah menjadi simbol kemajuan selama 21 tahun keberadaannya.
Fakta dan Angka
Jembatan sepanjang 5.438 meter ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia, dengan struktur yang terdiri dari jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).
Dibuka secara resmi pada 10 Juni 2009, Jembatan Suramadu menjadi jembatan pertama yang melintasi Selat Madura.
Sejarah Pembangunan
Gagasan pembangunan jembatan di Selat Madura pertama kali dilontarkan oleh insinyur sipil Prof. Dr. Sedyatmo pada tahun 1960-an dan diusulkan kepada Presiden Sukarno.
Namun, baru pada tahun 1990, Presiden Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1990 tentang Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura.
Pembangunan dimulai pada masa kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, dengan Keppres Nomor 79 Tahun 2003 tentang Pembangunan Jembatan Suramadu.
Tantangan dan Pencapaian
Pembangunan Jembatan Suramadu menghadapi kendala anggaran, sehingga penyelesaiannya molor dari tahun 2007 menjadi 2009.
Kendati demikian, pembangunannya berhasil mempercepat pembangunan infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang sebelumnya tertinggal dibandingkan daerah lain di Jawa Timur.
Spesifikasi Teknis
Jembatan ini memiliki empat lajur, dua lajur cepat untuk arah Madura dan Surabaya serta dua lajur lambat untuk sepeda motor.
Lebar jembatan mencapai 30 meter, dengan jalan pendekat sisi Surabaya sepanjang 4,35 km dan sisi Madura sepanjang 11,50 km.
Fitur Keselamatan
Tiang jembatan memiliki kedalaman 40 meter dan semen yang mengandung posolan digunakan untuk menahan air laut dan sifat korosif.
Jembatan ini juga dirancang khusus untuk tahan gempa.