Jemaah Haji Alami Penurunan Daya Tahan Tubuh Setelah Puncak Ibadah
Setelah melaksanakan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, banyak jemaah yang mengalami penurunan daya tahan tubuh, terutama gejala batuk pilek atau infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 25 Juni 2024, pelayanan kesehatan terbanyak selama musim haji adalah ISPA dengan angka 95.013 layanan sejak kedatangan jemaah.
“Penurunan daya tahan tubuh ini terjadi setelah puncak haji karena ibadah haji membutuhkan kekuatan fisik yang memadai,” jelas Rendi Yoga Saputra, Tim Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Bandara. “Sehingga setelah fokus pada ibadah haji selama 5 hari, daya tahan tubuh jemaah cenderung menurun, apalagi jika asupan nutrisi dan vitamin kurang.”
Selain itu, faktor cuaca yang panas dan kering, berkumpulnya jemaah dari berbagai negara, dan debu yang beterbangan di lingkungan sekitar juga berkontribusi terhadap risiko batuk pilek.
Meski penyakit ini umumnya dianggap ringan, Rendi mengimbau para jemaah untuk mewaspadai gejala batuk pilek sebelum kembali ke tanah air. “Ada anggapan bahwa batuk pilek itu penyakit biasa, tapi pulang dari tanah suci tanpa batuk pilek itu hanya unta,” katanya.
Untuk mencegah ISPA, jemaah disarankan untuk melakukan beberapa tindakan pencegahan, antara lain:
* Mengenakan masker saat ziarah dan keluar hotel
* Meminum air yang cukup, terutama air hangat atau air zamzam yang tidak dingin (bertuliskan “Not Cold”)
* Beristirahat cukup menjelang kepulangan
* Makan makanan yang cukup, ditambah dengan buah-buahan dan multivitamin
* Segera berobat ke klinik satelit atau tenaga kesehatan haji kloter jika mengalami gejala batuk pilek dan demam
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, jemaah dapat menjaga kesehatan mereka selama proses kepulangan ke tanah air dan meminimalkan risiko gangguan kesehatan akibat ISPA.