Tindakan Darurat: Menangani Korban Intoxicated Kecubung, Hindari Komplikasi Fatal

Trauma Maut: Ancaman Terselubung Kecubung, Waspadai Komplikasi yang Mengintai

Tragedi Mabuk Kecubung: Memahami Bahaya dan Pertolongan Pertama

Kejadian menghebohkan menimpa Banjarmasin, Kalimantan Selatan, di mana 56 orang menjadi korban mabuk kecubung. Dua di antaranya bahkan meninggal dunia. Tragedi ini menyoroti bahaya kecubung dan pentingnya memahami langkah-langkah pertolongan pertama.

Psikiater Konsultan Adiksi RSJ Sambang Lihum, dr. Firdaus Yamani SpKJ(K), menjelaskan tentang bahaya kecubung. “Jika seseorang terlihat mengonsumsi kecubung, segera dorong mereka untuk memuntahkannya sebelum halusinasi berat muncul,” ujar dr. Firdaus.

Dengan memasukkan jari ke mulut hingga ke ujung tenggorokan, korban dapat dipaksa memuntahkan racun. Waktu pemulihan dari mabuk kecubung cukup lama, sekitar tujuh hari.

Selain halusinasi berat, mabuk kecubung dapat menyebabkan gangguan jiwa, hingga kelumpuhan otot pernapasan yang berujung pada gagal napas dan kematian. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pertolongan pertama sebelum efek kecubung bereaksi.

“Minum banyak air putih dapat membantu mengeluarkan racun melalui urin. Segera bawa korban ke rumah sakit setelah memberikan pertolongan pertama,” lanjut dr. Firdaus.

Namun, jika korban mengalami gejala mengkhawatirkan seperti sesak napas atau demam, segera cari bantuan medis dari dokter penyakit dalam atau psikiater.

“Periksa denyut jantung dan suhu badan. Jika berdetak cepat dan meningkat, segera bawa korban ke rumah sakit terdekat yang memiliki dokter jiwa dan penyakit dalam,” tegas dr. Firdaus.

Tragedi mabuk kecubung ini menjadi peringatan akan bahaya kecubung. Pemahaman tentang pertolongan pertama sangat penting untuk mencegah korban lebih lanjut. Masyarakat diimbau untuk waspada dan menjauhkan diri dari konsumsi kecubung dalam bentuk apa pun.

Leave a Reply