Santorini Tercekik Turisme, Pembatasan Jumlah Pengunjung Diusulkan
Santorini, pulau surgawi di Yunani, tengah menghadapi dilema akibat lonjakan pariwisata. Massa wisatawan yang membludak telah merusak keindahan pulau yang termasyhur dengan rumah-rumah bercat putih dan gereja-gereja berkubah biru.
Pengunjung berkerumun selama berjam-jam, memenuhi tebing dan balkon, untuk menyaksikan matahari terbenam yang ikonik. “Ini mimpi yang jadi kenyataan,” ujar turis Amerika Maria Tavarez (40 tahun).
Namun, bagi penduduk Santorini yang berjumlah 20.000 jiwa, pulau impian itu kini bertransformasi menjadi beban. Pariwisata massal telah mencemari desa-desa kuno dan pesisir yang dulu masih alami.
Santorini menjadi cerminan dampak negatif gelombang wisatawan, fenomena yang juga terjadi di destinasi populer lainnya seperti Venesia dan Barcelona. Penduduk dan pejabat setempat pun bersuara meminta pembatasan jumlah pengunjung.
Wali Kota Nikos Zorzos mendesak pemerintah untuk membatasi pembangunan akomodasi baru dan membatasi kapal pesiar yang masuk menjadi 8.000 penumpang per hari. “Demi kebaikan pulau kami, kami perlu mengendalikan jumlah wisatawan,” tegasnya.
Dampak negatif pariwisata juga dirasakan oleh pelaku bisnis. Georgios Damigos, pemilik hotel berkapasitas 14 kamar, menyaksikan penurunan standar hidup. “Santorini itu keajaiban alam, tapi sekarang berisiko menjadi monster,” ujarnya.
Meskipun industri pariwisata menopang perekonomian Yunani, beberapa penduduk Santorini justru menginginkan perencanaan dan infrastruktur yang lebih memadai. “Kami tidak bisa punya kedamaian dan ketenangan sekaligus menghasilkan uang,” kata Alexandros Pelekanos, wakil presiden asosiasi perdagangan di Santorini.
Meningkatnya kedatangan wisatawan asing ke Santorini, yang mencapai 3,4 juta tahun lalu, telah membebani infrastruktur pulau yang sudah usang dan membuat harga properti melambung. Peningkatan ini diperkirakan akan berlanjut, dengan rekor kunjungan diprediksi akan terpecahkan pada tahun 2024, melampaui 33 juta kedatangan pada tahun sebelumnya.
Persoalan pariwisata massal di Santorini menjadi sorotan global, memicu diskusi mengenai perlunya pengelolaan destinasi wisata yang berkelanjutan untuk menyeimbangkan kepentingan ekonomi dan melestarikan lingkungan dan budaya lokal.