Tim Medis Saudi Bantu Operasi Jantung Gratis di Sumatra Utara
Dalam upaya mempererat kerja sama sektor kesehatan, Indonesia dan Arab Saudi berkolaborasi dalam program operasi jantung gratis bagi masyarakat tidak mampu di Sumatra Utara. Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik di Medan, Sumatra Utara, menggandeng King Salman (KS) Relief dan Muslim World League dari Arab Saudi dalam kegiatan sosial ini.
Program operasi jantung gratis ini berlangsung dalam tiga periode. Periode pertama telah dilaksanakan pada Mei 2024, menyasar 10 pasien. Periode kedua akan berlangsung dari 2 hingga 9 Juni 2024, sedangkan periode ketiga akan berlangsung dari 25 Juni hingga 1 Juli 2024, dengan target masing-masing 15 dan 20 pasien.
Tim medis dari Arab Saudi terdiri dari 11 dokter dan 11 tim penunjang, seperti perawat spesialis, perfusionist, dan terapis pernapasan. Mereka bertugas tidak hanya melakukan operasi jantung terbuka, tetapi juga memberikan pelatihan lanjutan kepada dokter-dokter Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi kehadiran tim dokter Saudi yang tidak hanya membantu menyelamatkan nyawa masyarakat, tetapi juga menambah pengetahuan dan keterampilan dokter muda Indonesia di bidang bedah jantung terbuka, katerisasi, dan bedah jantung anak di RSUP Adam Malik.
“Kehadiran dokter asing ini akan memacu peningkatan kualitas dan mempercepat alih ilmu bagi dokter muda Indonesia,” ujar Budi Gunadi.
Ketua Tim Pengampu Layanan Kardiovaskular RSUP Adam Malik, Faisal Habib, menjelaskan bahwa tim ahli Arab Saudi juga memberikan transfer pengetahuan kepada dokter Adam Malik, termasuk cara melakukan bedah jantung dengan hanya membuka sebagian kecil dada.
“Salah satu keahlian mereka yang kami pelajari adalah bagaimana melakukan bedah jantung dengan hanya membuka sebagian kecil bukaan, bukan seluruh dada,” kata Faisal.
Program mendatangkan tenaga medis asing ini merupakan bagian dari upaya mencapai tujuan Transformasi Sistem Kesehatan Rujukan. Seluruh rumah sakit pemerintah pusat dan daerah diharapkan dapat melakukan bedah jantung terbuka dan bedah jantung anak tanpa harus merujuk ke Jakarta.
“Janganlah keberadaan dokter asing dipandang sebagai ancaman yang akan mengurangi pendapatan atau peluang kerja tenaga medis Indonesia,” pesan Budi Gunadi.