Roger Federer Terima Gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Dartmouth
Dalam pengakuan atas prestasi dan dedikasinya di bidang kemanusiaan, legenda tenis Roger Federer telah dianugerahi gelar Doktor Kehormatan di bidang Humaniora dari Universitas Dartmouth, sebuah institusi bergengsi Ivy League di Amerika Serikat.
Penghargaan ini diberikan tidak hanya karena catatan tenis Federer yang luar biasa, yang mencakup 20 gelar tunggal Grand Slam dan 310 minggu sebagai pemain nomor satu dunia, tetapi juga atas upayanya yang tak kenal lelah dalam kegiatan filantropi dan amal sejak pensiun dari lapangan pada tahun 2022.
Dalam pidato penerimaan gelar doktor yang memukau, Federer menyampaikan wawasan berharga tentang perjalanan hidupnya dan pentingnya ketahanan. Dia menekankan bahwa meninggalkan bangku sekolah pada usia 16 tahun tidak menjadi penghalang untuk mencapai kehebatan, dan bahwa kerja keras dan dedikasi dapat membuka pintu menuju peluang luar biasa.
“Apa yang akan Anda lakukan ketika tidak lagi menjadi pemain tenis profesional? Ketidakberdayaan adalah sebuah mitos,” ujar Federer kepada para hadirin.
Federer juga berbagi kisah tentang salah satu pertandingan paling berkesan dalam kariernya, final Wimbledon 2008 melawan Rafael Nadal, yang secara luas dianggap sebagai salah satu pertandingan tenis terhebat sepanjang masa.
“Dengan segala hormat kepada Rafa, saya pikir akan lebih baik jika saya menang,” kata Federer sambil tersenyum.
Dengan humor khasnya, Federer meminta Direktur Universitas Dartmouth Sian Beilock untuk menyerahkan raket tenisnya di atas panggung, yang memicu tawa dari hadirin.
Mengakhiri pidatonya yang menginspirasi, Federer meninggalkan pesan yang bermakna bagi para lulusan tahun 2024:
“Berikan yang terbaik. Cobalah keberuntungan Anda. Mainkan dengan bebas. Cobalah semuanya. Dan yang paling penting, bersikap baik satu sama lain, dan bersenang-senanglah.”
Selain prestasinya di lapangan tenis, Federer juga dikenal karena dukungannya yang berkelanjutan terhadap berbagai tujuan sosial. Dia mendirikan Yayasan Roger Federer pada tahun 2003, yang berfokus pada memberdayakan anak-anak melalui pendidikan dan olahraga.
Penghargaan gelar doktor kehormatan ini merupakan pengakuan lebih lanjut atas dampak Federer yang meluas di dunia di luar tenis, dan berfungsi sebagai bukti warisan abadi yang akan ia tinggalkan dalam olahraga dan masyarakat.