Marc Marquez Raih Kursi Pabrikan Ducati, Perwujudan Perjuangan dan Ambisi
Pada Grand Prix Belanda akhir pekan ini, Marc Marquez mengungkapkan rencana dan pertaruhan besar di balik rencananya bergabung dengan tim pabrikan Ducati pada musim MotoGP 2025.
Keputusan Ducati untuk mempromosikan Marquez menggantikan Jorge Martin di kursi tim utama diumumkan setelah balapan di Mugello pada awal Juni lalu. Peristiwa ini memicu kepergian Martin ke Aprilia Racing, disusul pengumuman resmi Ducati bahwa Marquez akan menjadi tandem Francesco Bagnaia mulai 2025.
General Manager Ducati Corse, Luigi ‘Gigi’ Dall’Igna, secara langsung menyampaikan keputusan ini kepada kedua pembalap setelah balapan di Mugello. Meski belum meraih kemenangan pada musim ini, Marquez berhasil mengungguli Martin dalam perebutan kursi pabrikan Ducati, yang sebelumnya dihuni oleh Enea Bastianini yang akan hijrah ke tim satelit KTM, Tech3.
“Rencananya sudah selesai. Ini adalah tahun rekonstruksi untuk membangun kembali kepercayaan diri. Pada 2025, saya akan berada di tim pabrikan dan tujuannya adalah berjuang memperebutkan gelar,” ungkap Marquez di Assen.
Terkait anggapan bahwa pertimbangan komersial lebih dominan dalam keputusan Ducati, Marquez mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Ia menegaskan bahwa Gigi Dall’Igna secara langsung menyatakan bahwa performa Marquez di atas Desmosedici GP23-lah yang menjadi alasan utamanya.
“Mereka telah mengambil keputusan berisiko dengan menolak pembalap hebat seperti Martin untuk memilih saya,” ujar Marquez.
Keputusan Marquez untuk bergabung dengan Ducati dilatarbelakangi oleh kekecewaannya pada performa motor Honda selama beberapa musim terakhir. Pada 2022, tepat di Assen, Marquez mempertimbangkan pensiun karena frustrasi dengan motor RC213V yang kerap terpeleset.
Untuk mencari solusi, Marquez memilih meninggalkan Repsol Honda dan bergabung dengan tim satelit Ducati, Gresini Racing. Seiring dengan peningkatan kecepatannya, target utama Marquez pun beralih ke Desmosedici GP25 di tim pabrikan Ducati.
“Tujuan pertama setiap pembalap adalah berada di tim utama. Bagi saya, ada opsi lain, tetapi itu tidak memungkinkan. Saya mencari motor terbaik dengan tim terbaik, dan saya telah mencapai apa yang saya inginkan,” kata Marquez.
Terkait kekecewaan Martin yang gagal naik ke tim pabrikan, Marquez mengaku prihatin, namun ia menegaskan pentingnya fokus pada diri sendiri.
“Dalam olahraga, Anda harus egois. Memang disayangkan, dia (Martin) sangat pantas mendapatkannya. Namun, Anda harus memberikan segalanya untuk diri Anda sendiri,” pungkas Marquez.