Muara Enim-SumSel-(suaraharapan.id)- Kekerasan terhadap wartawan bisa dibilang semangkin meningkat dalam kurun satu tahun belakang ini sudah hampir puluhan bahkan lebih kekerasan yang menimpa wartawan bahkan sampai kehilangan nyawa, Sabtu 19 Juni 2021.
Kini inzan Pers kembali berduka dengan meninggalnya Mara Salem Harahap, wartawan yang juga pimpinan redaksi media online lassernewstoday.com, tewas ditembak orang tak dikenal atau OTK, Jumat dinihari, 18 Juni 2021
Marsal panggil akrab rekan rekan terhadap almarhum harus meregang nyawa sebelum tiba di RS Vita Insani Kota Siantar, Sumatera Utara, di sebabkan luka tembak yang dia alami. Marsal terkenal wartawan pemberani dalam menjalani profesinya sebagai wartawan, diduga terkait pemberitaan.
Bertambah lagi datar peristiwa kekerasan dan berita duga bagi kalangan inzan pers,
Ketua DPC Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia” AWDI” Kabupaten Muara Enim, Rudiyansyah menyampaikan keprihatin yang sangat mendalam dan turut berbelasungkawa atas meninggalnya saudara marsal seorang wartawan yang berani mengukap fakta kebenaran di lapangan, semoga yang di tinggalkan selalu di beri kesabaran, katanya.
“DPC AWDI kabupaten muara Enim dan atas nama kemanusiaan mengutuk keras perbuatan keji yang dilakukan OTK itu terhadap rekan jurnalis Marshal. Kejadian mengenaskan ini menjadi salah satu indikator buruknya perlakuan oknum masyarakat terhadap wartawan. Pembunuh itu dapat diduga memiliki motivasi dan itikat buruk terhadap dunia jurnalistik dan pemberitaan,” Tambahnya.
Yang mana kita ketahui bahwa dalam sebulan terakhir, terjadi beberapa kasus besar yang menimpa wartawan dan keluarganya di Sumatera Utara. Pada 29 dan 31 Mei 2021, misalnya, terjadi percobaan pembakaran rumah jurnalis media online linktoday.com dan pembakaran mobil wartawan Metro TV di Sergai. Kemudian, pada 13 Juni 2021, terjadi lagi pembakaran rumah orang tua jurnalis di Binjai, dan pada 19 Juni 2021, Marshal tewas ditembak OTK.
Kematian dan ancaman pembunuhan seakan telah menjadi bagian dari kehidupan para jurnalis di negeri yang menjunjung tinggi demokrasi dan supremasi hukum ini. Nyawa selembar yang dimiliki para kuli digital itu selalu menjadi incaran bagi setiap pihak yang tidak ingin perilaku bejatnya menjadi konsumsi publik., Tutup Rudiyansyah.(M/E/sh/****)